Selasa, 25 Februari 2014

Pengertian dan Macam-macam Pupuk



Pupuk merupakan bahan yang dapat menyediakan unsur hara pada tanaman. Pupuk dapat berbentuk pupuk organik (pupuk alam) ataupun pupuk anorganik (buatan) Pupuk sangat dibutuhkan oleh tanaman, karena ketersediaan unsur hara di tanah tidak selamanya cukup untuk memenuhi kebutuhan tanaman. Unsur-unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah besar adalah karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), nitrogen (N), phosfor (P), kalium (K), kalsium (Ca), magnesium (Mg) dan belerang (S). Unsur-unsur C, H dan O dapat dipenuhi dari udaara dan air. Unsur-unsur N, P dan K merupakan hara primer, unsur-unsur Ca, Mg dan S merupakan unsur hara sekunder. Selain itu tanaman membutuhkan unsur-unsur hara micro, yaitu unsur-unsur penting lainnya yang dibutuhknn dalam jumlah sedikit, tetapi menentukan perkembangan tanaman, yakni boron (B), khlor (Cl), tembaga (Cu), besi (Fe), mangan (Mn). molybdenum (Mo) dan seng (Zn). Pupuk adalah senyawa yang mengandung unsur hara yang akan diberikan pada tanaman kemudian digunakan oleh tanaman untuk melakukan proses metbolisma sehingga tanaman dapat tumbuh dan berkembang.


Pengertian dan Macam-macam Pupuk

Pupuk untuk tanaman dapat digolongkan kepada pupuk organik dan anorganik. Pupuk anorgani adalah pupuk buatan yang diproduksi oleh pabrik, sedangkan pupuk organik adalah pupuk yang merupakan hasil penguraian mikroba dekomposer sehingga membentuk senyawa-seyawa sederhana yang siap diserap oleh tanaman.

Pupuk buatan, pupuk kandang, sisa tanaman) mempunyai kandungan hara yang berbeda. Karena itu diperlukan pengetahuan tentang cara menghitung kebutuhan pupuk supaya pemberian pupuk sesuai dengan kebutuhan tanaman. Jenis pupuk yang digunakan untuk budi daya tanaman adalah pupuk organik (pupuk alam) dan pupuk anorganik (pupuk buatan).

Pupuk organik



Yang termasuk golongan pupuk organik adalah pupuk kandang, pupuk hijau dan kompos. Pupuk kandang merupakan pupuk yang berasal dari kotoran hewan yang dapat digunakan apabila telah dikeringkan dan proses pelapukannya (dekomposisi) telah sempurna. Pupuk hijau berasal dari tanaman berpolong dan kacang-kacangan. Sedangkan kompos merupakan jenis pupuk yang berasal dari sisa-sisa bahan tanaman yang telah mengalami penguraian (dekomposisi). Penggunaan pupuk organik pada dasarnya untuk mengimbangi penggunaan pupuk anorganik dan berfungsi sebagai penambah unsur hara dan sekaligus memperbaiki struktur tanah. Adapun penggunaannya adalah pada waktu pengolahan tanah, yaitu dengan cara dihamparkan atau disebar di permukaan tanah kemudian tanah dibajak atau dicangkul sehingga pupuk organik tercampur dengan tanah.


Penggunaan pupuk organik di lahan pertanian mutlak diperlukan untuk menjaga agar kesuburan tanah dapat dipertahankan secara berkelanjutan. Fungsi pupuk organik sangat penting dalam hal memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah, agar komponen udara, air, mineral, dan bahan organik selalu dalam keadaan seimbang sehingga keseimbangan ekosistem pada lahan pertanian akan terkendali. Pupuk organik (kompos) merupakan pupuk alami hasil proses penguraian bahan organik oleh mikroba pengurai secara aerob (butuh udara). Proses penguraian bahan organik dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain: memanfaatkan mikroba pengurai secara alami, menambahkan starter mikroba ke dalam bahan kompos dan dengan bantuan biota pengurai cacing tanah.


UNSUR
KEGUNAAN
Nitrogen (N)
Mendorong pertumbuhan daun, cabang dan batang Mendorong pertumbuhan akar,
Phosfor (P)
mempengaruhi pertumbuhan bunga dan buah
Kalium (K)
Memperkokoh tubuh tanaman, dipakai oleh tanaman dalam penyerahap bahan dan enerji yang dihasilkan dari fotosintesa
Kalsium (Ca)
Mempercepat pertumbuhan akar, batang dan mempermudah penyerapan unsur kaliurn.
Magnesium (Mg)
Merupakan bagian dari khlorofil dan aktif dalam proses distribusi fosfor ke seluruh bagian tanaman.
Belerang (S)
Memperkokoh kerja fosfor
Besi (Fe)
Sangat berpengaruh dalam pembentukan khlorofil
Mangan (Mn)
Membantu tanaman dalam penyerapan nitrogen
Seng (Zn)
Mendorong proses pengubahan energi dalam tanaman
Tembaga (Cu)
Diperlukan dalam proses pembentukan khlorofil
Molybdenum (Mo)
Berperan dalam penyerapan besi.


Yang termasuk ke dalam pupuk organik adalah: pupuk kandang dan pupuk organik sisa tanaman. Selain dapat menyediakan unsur hara bagi tanaman, pupuk andang juga membantu memperbaiki struktur tanah dan aktifitas hewan dan mikroba tanah.


Pupuk anorganik


Pupuk anorganik adalah pupuk yang dibuat oleh pabrik atau hasil industri dan mengandung unsur hara yang diperlukan tanaman. Berdasarkan jumlah jenis unsur hara yang dikandungnya, pupuk anorganik ini dibagi dalam beberapa golongan, yaitu:

(1). Pupuk tunggal : yaitu pupuk yang mengandung satu jenis unsur hara, misalnya urea (mengandung unsur N); TSP (mengandung unsur P) dan KCL (mengandung unsur K). (2). 

Pupuk majemuk; yaitu pupuk yang mengandung unsur N, P dan K sekaligus. Contohnya adalahAmofos (mengandung unsur dan P), Nitroposka (mengandung unsur N, P dan K). Berdasarkan jenis hara utama yang dikandung, pupuk anorganik dibagi dalam beberapa golongan, yakni : pupuk nitrogen, pupuk fosfor dan pupuk kalium.


Pupuk Nitrogen, contohnya Urea (Co(NH2)2) : mengandung 46% nitrogen. Urea sangat mudah larut, sebahagian kecil terikat dalam fiat pada bahan organik dan sisanya bebas bergerak mengikuti kelembaban tanah. Pemberian urea di permukaan tanah dengan dosis tinggi (>150kg/ha) dapat menyebabkan kehilangan – N lebih banyak akibat proses penguapan. Amonium nitrat (NH4NO3): mengandung 33,5% nitrogen. Sebahagian nitrogen dalam bentuk ion amonium (NH4+) dan sebahagian lagi dalam bentuk nitrat (NO3-). Di dalam tanah nitrat dapat diambil oleh akar tanaman melalui air tanah yang diubah oleh jasad residu tanah. Pada keadaan basah dan panas, nitrogen dapat hilang ke udara. Amonium sulfat ((NH4)2SO4)), petani menyebutnya pupuk ZA: mengandung 20% nitrogen. Amonium terdapat pada tanah fiat dan bahan organik. Pupuk amonium sulfat berpengaruh terhadap menurunkan pH (keasaman) tanah, sehingga sangat baik bagi tanah-tanah yang terlalu basa (nilai pH tinggi).
Pupuk posfat; contohnya TSP (triple super fosfat) mengandung 36-46% senyawa P205, berupa butiran berwarna abu-abu, dengan sifat netral. 












Pupuk Kalium, contohnya Kalium khlorida (KC1) mengandung 49-50% K20 (KCl 80) atau 55% K20 (KC1 90). Mengingat tingginya kadar Cl-nya maka sebaiknya tidak digunakan untuk tanaman yang peka terhadap unsur khlor (Cl). Kalium nitrat (KNO3) mengandung 13,8% nitrogen dan 46,6% K20. Pupuk ini digunakan sebagai sumber unsur K pada tanaman yang tidak dapat menggunakan Cl.


Pupuk NPK. Selain ketiga macam pupuk yang telah disebutkan di atas, masih ada pupuk daun dan bunga yang merupakan pupuk majemuk. Kedua pupuk ini mengandung unsur hara makro dan mikro. Pupuk daun dan bunga berbentuk cairan dan butiran yang dikemas 0,25-1 kg per pak. Pada umumnya digunakan untuk pupuk daun dan bunga.



Sumber:



Jumat, 21 Februari 2014

Panen dan Pasca Panen Kapas


Tanaman kapas merupakan tanaman penghasil serat yang merupakan bahan baku industri tekstil. Sampai saat ini peranannya masih lebih besar di banding serat sintensis, terutama di Negara yang beriklim tropis.
Pengembangan tanaman kapas belum memadai kerena rendahnya produktivitas yang di capai, sehingga sulit bersaing dengan komoditas lain.
Rendahnya produktivitas ini terutama di sebabkan karena berbagai kendala baik masalah teknis maupun non teknis yang belum dapat di atasi. Masalah teknis terutama karena belum di terapkannya paket teknologi sesuai anjuran. Jika penanaman kapas dilakukan menggunakan teknologi tepat serta pemeliharaan yang baik maka panen akan dilakukan tepat waktu. Panen dilakukan dengan melihat tanda-tanda buah siap dipanen, waktu pemetikan dan cara pemetikan yang tepat. Kemudian dilakukan penanganan ppasca panen dan penyimpanan sesuai aturan.
Tanda-tanda Buah Kapas Siap Dipanen
Buah kapas sudah mekar sempurna, cukup umur dan kering
Warna kelopak sawo matang
Kelopak lebih rapuh ketika di pegang
Waktu Pemetikan
Pemetikan kapas rata-rata di mulai pada umur 105-110 hari dan selesai pada umur 135-140 hari
Pada pengaturan waktu tanam yang tepat dan di dukung oleh keadaan cuaca dan musim yang sesuai/tepat maka masa panen akan jatuh pada musim kering.
Keadaan ini merupakan saat yang paling tepat untuk melakukan pemetikan.
Jika pada saat masa panen ternyata masih turun hujan, maka buah yang mulai merekah segera di petik, kemudian di kupas dan di jemur
Jangan memetik buah yang terlalu pagi (ada embun) karena memetik terlalu pagi kapas masih kena embun (basah). Jika terpaksa harus memetik di pagi hari karena keadaan cuaca kemungkinan akan turun hujan, maka kapas yang sudah di petik harus segera di jemur/dinginkan untuk mencegah tumbuhnya jamur-jamur pada buah kapas.
Masa pemetikan belangsung selama 4-6 minggu/3-5 kali pemetikan.
Jarak waktu pemetikan1 minggu (sesuai masaknya buah, banyaknya buah dan varietas kapas)
Cara Pemetikan
Pemetikan di lakukan dengan ke dua belah tangan. Tangan kiri memegang kelopak buah dan tangan kanan menarik kapas berbiji dari kelopak.
Masa pemetikan selama 4-6 minggu, 3-5 kali. Sesuai masak buah, banyaknya buah dan varietas.
Jarak waktu pemetikan yang satu dan berikutnya adalah satu minggu.
Alat untuk tempat hasil pemetikan dapat di pergunakan bakul, karung atau kantung terigu.
Hindarkan hasil pemetikan dari kotoran/daun-daun/ranting/debu.
Penanganan Hasil Panen
Kapas yang baru di petik harus segera di jemur. Jika tidak ada sinar matahari harus dianginkan. Kapas yang masih lembab/basah tidak boleh di tumpuk.
Proses pengeringan berlangsung sampai kadar air mancapai 7- 8 %.
Tempat penjemuran menggunakan tikar atau lantai semen.
Hindari kontaminasi serat-serat plastic polypropylene, minyak ( grease ).
Melakukan sortasi mutu kapas ;
Mutu A: Kapas-kapas sempurna, dewasa, putih bersih, tidak bercampur kapas-kapas rusak (rusak karena hama/hujan) dan kadar air sudah mencapai 7-8 %;
Mutu B: Kapas-kapas yang mengandung kotoran-kotoran, daun dll, kadar air sekitar 8% atau lebih.
Penyimpanan Hasil Panen
Jika dalam proses pengeringan kadar air sudah mencapai sekitar 7-8 % maka kapas berbiji untuk masing-masing mutu segera di masukan ke dalam karung yang bersih dan di simpan di tempat aman.
Hindari penggunaan karung plastik dan bahan pengikat dari tali rafia untuk menjaga kemungkinan tercampurnya serat kapas dengan bahan plastik dari karung plastik atau tali rafia.

Sumber:
Departemen Pertanian, Direktorat Jenderal Perkebunan, Petunjuk Teknis Budidaya Kapas, Jakarta, 1996.
http://cybex.deptan.go.id/penyuluhan/panen-dan-pasca-panen-kapas